Sabtu, 18 September 2010

Balada Cinta dan Persahabatan

Hm, inilah kisahku dan mereka. Kisahku ini berawal dari perkenalanku dengan seorang sahabat, sebut saja dia X. Seorang pria tampan dan karismatik (NB: aku bukan gay). X itu bagaikan sebuah misteri, gak ada yang mengenal dia terlalu jauh.

Singkat cerita kami pun akrab, banyak hal menarik yang terjadi. Dia selalu mampu buatku tersenyum, tapi bukan itu inti ceritanya. Semua dimulai saat dia mengenalkanku pada seorang 'malaikat' cantik, panggil saja dia N. Seorang wanita dengan tingkah lucunya, tapi di satu sisi merupakan perempuan yang sangat lemah.
Pada dasarnya mereka pacaran, tapi banyak hal yang terlalu rumit untuk aku pahami tentang hubungan mereka yang membuatku untuk mencari tahu tentang apa yang terjadi antara mereka.

Namun akhirnya semua berubah, gara-gara rasa ingin tahuku, semua hancur. Persahabatan kami kacau, intinya mereka putus. X tetap dengan sikapnya yang selalu memendam lukanya sendiri, tapi N, dia berbeda, walau dia tertawa, tapi sinar matanya tunjukkan luka. Dan akhirnya kuputuskan untuk merubah hal itu.

Sebagai sahabat, aku gak mau melihat N terpuruk. Aku pun mendekatinya, berharap dia kan kembali bersinar.Dan aku berhasil, kami jadian, X pun tahu. Awalnya semua lancar, N temukan sinarnya lagi, dia kembali dapat tersenyum. Dan X, dia tetap seolah gak peduli, tapi aku tahu pada dasarnya mereka masih saling sayang, walau aku tak tahu seberapa besar rasa sayang itu.

Seiring berjalan waktu, aku memang ingin buat mereka akur kembali. Minimal sebagai sahabat. Tapi X bisa kubilang bodoh, aku gak tahu harus berbuat apa. Dia muncul lagi ke hidup N, awalnya aku senang, tapi lalu kusadar bahwa ini terlalu cepat. Dan benar saja, N kembali jatuh, bagai malaikat tak bersayap yang kehilangan sinarnya, kami pun putus. Dan kini aku yang bingung harus berbuat apa, hanya bisa melihat dua sahabatku itu saling gak peka, "Kenapa juga mereka gak balikan?!!", tanyaku dalam hati. Tapi biarlah, usahaku sia-sia. Misiku gagal, yang ada hanya luka, saat mereka mulai menjauh dariku. Tapi satu hal yg aku syukuri, yaitu mereka mulai akrab lagi, semoga saja mereka gak terus-menerus jadi munafik dan segera melanjutkan apa yang telah mereka ciptakan dulu. I hope. . . .